LOGISTIKNEWS.ID-
Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjung Priok, secara tegas
memerintahkan kepada pengelola/operator terminal peti kemas di lini satu
pelabuhan Tanjung Priok untuk segera merelokasi kontainer yang sudah menumpuk
lama di pelabuhan.
Penegasan
itu disampaikan Plh KSOP Tanjung Priok, Irjen Pol. Capt Hermanta, kepada
Logistiknews.id, usai dilaksanakannya Rapat Pembahaaan Mengenai Percepatan
Pengeluaran Petikemas yang melebihi batas waktu penumpukan (Longstay) di
Terminal Lini 1 ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Lini 2, yang berlangsung
di Kantor KSOP Tanjung Priok, pada Kamis (24/4/2025).
Rapat
itu juga mengundang pihak Manajemen/Direksi Pelindo, Manajemen Pelabuhan
Tanjung Priok, serta Manajemen terminal petikemas di pelabuhan Tanjung Priok
antara lain; Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal
Petikemas Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), IPC TPK dan Mustika
Alam Lestari (MAL).
Selain
itu, mengundang manajemen PT Prima Nurpanurjwan, PT Tangguh Samudera Jaya, PT
Multi Terminal Indonesia, PT Graha Segara, PT Agung Raya, PT Wira Mitra Prima,
PT Pesaka Loka Kirana, PT Lautan Tirta Transportama, PT Airin, PT Primanata
Jasa Persada, PT Inti Mandiri Utama Trans, dan PT Dharma Kartika Bhakti.
Kemudian, juga mengundang asosiasi terkait di Priok.
Saya
telah perintahkan untuk segera mengeluarkan empty kontainer dari kawasan lini
satu pelabuhan Priok. Juga terhadap kontainer operstay dan longstay dari lini
satu pelabuhan ke TPS lini 2,, sehingga yard occupancy ratio (YOR) di terminal
lini satu bisa selalu terjaga kondusif agar bisa menampung kontainer impor lagi
saat peak season (jumat, sabtu dan minggu), ujar Jenderal Hermanta.
Dia
mengungkapkan, sebelumnya ada 13 ribu kontainer kategori empty, operstay dan
longstay di lini satu pelabuhan, namun setelah KSOP Tanjung Priok bergerak dan
memantau langsung ke lapangan terminal maupun tempat penimbunan sementara (TPS)
dalam dua hari terakhir ini jumlahnya telah berkurang.
Jenderal
Hermanta menyatakan optimistis kontainer-kontainer tersebut bisa segera
direlokasi dari lini satu pelabuhan secara bertahap dan pasti demi kelancaran
arus barang dan logistik dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu
melalui kolaborasi dengan Pelindo, Pengelola Terminal Petikemas, Pelayaran
maupun Asosiasi Pelaku Usaha terkait di
pelabuhan Priok.
Kita
tidak bisa melakukannya sendirian, tetapi harus kolaborasi antar stakeholders,
ucapnya sambil menambahkan bahwa YOR menjadi indikator utama untuk tetap
menjaga lancaran arus barang dan logistik maupun kelancaraan arus lalu lintas
truk kontainer di akses jalan raya sekitar maupun di luar pelabuhan.
Bahkan,
untuk memonitor semua hal itu, KSOP Tanjung Priok melakukan patroli
berkesinambungan terhadap kegiatan bongkar muat di terminal (lini satu) maupun
maupun di lapangan TPS lini 2.
Saya
lakukan ini sesuai perintah Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhy untuk segera
mencari solusi efektif demi kelancatan trafik maupun kelancaran arus barang dan
logistik dari dan ke Tanjung Priok, tegas Jenderal Hermanta.
Dihubungi
terpisah, Sumber di Aptesindo mengatakan mendukung upaya KSOP Tanjung Priok
demi perbaikan dan kemajuan pelabuhan Tanjug Priok.
Saat
ditanya soal point rapat di kantor KSOP Tanjung Priok tersebut, sumber itu
mengungkapkan beberapa hal yakni; soal batasan YOR terminal maksimal 65%,
monitoring kegiatan pindah lokasi penumpukan di angka YOR aman (dibawah 65%),
solusi untuk merelokasi peti kemas longstay dan pelaporan kegiatan receiving
delivery (R/D) setiap hari oleh semua TPS
sumber : https://www.logistiknews.id/2025/04/24/ksop-priok-tegaskan-kontainer-longstay-empty-kudu-keluar-lini-1-pelabuhan/